Sekilas tak ada yang begitu menarik di kejuaraan dunia bulutangkis (World Badminton Championships) tahun ini, yang digelar di kota Kopenhagen , Denmark dari tanggal 25-31 Agustus 2014, dimana Tiongkok masih terlihat mendominasi, ditambah bagi pecinta bulutangkis Indonesia sendiri, mungkin sedikit kecewa, dimana Indonesia tidak meraih satu gelar pun dan tentunya hal ini menjadi penurunan prestasi, jika di bandingkan kejuaraan serupa tahun sebelumnya (2013) dimana Indonesia bisa meraih 2 gelar (XD, MD), yang mana raihan gelar tersebut merupakan prestasi terbaik sejak 2007, dimana di tahun tersebut kali terakhir Indonesia meraih 2 gelar WBC, sebelum akhirnya bisa meraihnya kembali di tahun 2013 (di Olimpiade 2008, Indonesia meraih satu medali emas di sektor MD).

Namun, ada setidaknya dua hal menarik yang terjadi di kejuaraan dunia bulutangkis tahun ini, yang pertama adalah terciptanya sejarah baru, dimana tunggal putri Spanyol, Carolina Marin menjadi juara dunia untuk kali pertama bagi negaranya, selain menjadi sejarah hal ini tentu sangat berkesan, tidak hanya bagi publik Spanyol, tapi juga bagi para sebagian besar pecinta bulutangkis dunia, bagaimana tidak, selama ini sektor putri, terlebih tunggal putri selalu di dominasi oleh putri-putri Tiongkok, di kejuaraan dunia tahun ini saja di unggulan ke 1, 2 dan 3 diisi oleh pemain Tiongkok.

Catatan sejarah ini mengikuti catatan sejarah yang dicapai oleh Jepang, yang meraih gelar juara beregu putra Thomas Cup untuk pertama kalinya bulan Mei lalu dan tentunya juga sejarah yang diraih oleh tunggal putri Tahiland Rathcanok Intanon yang juga meraih gelar juara dunia untuk kali pertama bagi negaranya.

Carolina Marin, pemain kelahiran 15 Juni 1993 ini berhasil mengalahkan Li Xuerui (Tiongkok) di final dengan skor 17-21 21-17 21-18 dalam waktu 1 jam 19 menit (31/08/2014). Bagi Li, ini adalah kali kedua secara beruntun dia gagal meraih gelar juara dunia setelah sampai di partai final. Tahun lalu, dia kalah dari Rathcanok Intanon (Thailand). Dan ini tentunya menjadi prestasi tertinggi untuk pemain Spanyol, terlebih juga untuk pemain tunggal putri eropa dalam beberapa tahun belakangan ini, prestasi terbaik yang diraih oleh pemain tunggal putri eropa terakhir kali adalah juara All England tahun 2013 yang diraih oleh pemain asal Denmark, Tine Baun yang sekaligus juga menjadi penutup kariernya di bulutangkis, selain itu pemain putri eropa yang juga memiliki penampilan yang bagus adalah Juliane Schenk pemain asal Jerman.

Kesuksesan Marin ini boleh dibilang menjadi sebuah tamparan bagi para pemain tunggal putri Indonesia. Dalam persiapan menuju kejuaraan dunia 2013 yang berlangsung di Guangzhou pada Agustus tahun lalu, Marin menjadi lawan latihan Bellaetrix Manuputty dkk.

Bersama rekannya, Beatriz Corrales, Marin melakukan latih tanding selama sekitar sepekan di Cipayung, yang dimulai pada 25 Juli tahun lalu. Selama di Cipayung, Marin melakukan simulasi permainan melawan Linda Weni Fanetri, Adriyanti Firdasari, dan juga Bella.

"Mereka memang ikut latihan bersama dengan para pemain pelatnas sebagai persiapan mengikuti kejuaraan dunia 2013," terang Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, saat ditemui di Cipayung tahun lalu.

Pada kejuaran dunia tahun lalu, Marin sudah menunjukkan penampilan yang cukup bagus. Bahkan, pebulutangkis 21 tahun itu mampu melaju ke perempatfinal, melampaui raihan terbaik tunggal putri Indonesia yang cuma mentok di babak ketiga. Perkembangan positif ditunjukkan oleh Marin saat berlaga pada kejuaraan dunia bulutangkis yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, pada 25- 31 Agustus tahun ini.

Di saat para tunggal putri Indonesia masih mentok di babak ketiga (dicatatkan oleh Lindaweni), Marin malah sukses merebut gelar juara. Pebulutangkis yang tahun lalu masih malu-malu untuk meminta foto bareng Taufik Hidayat itu kini menyandang status juara dunia. Tak cuma gelar juara dunia, Marin juga menguasai Eropa di tahun ini. Dia menjadi pemenang di kejuaraan bulutangkis Eropa yang berlangsung di Kazan, Rusia, pada 23-27 April lalu.

Prestasi yang diraih oleh Carolina Marin dengan keluar sebagai juara dunia juga menjadi prestasi terbaik pemain eropa di kejuaraan dunia sejak tahun 2009, dimana di tahun tersebut ganda campuran asal Denmark Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl berhasil keluar sebagai juara dan untuk di tunggal putri, ini menjadi prestasi terbaik pemain eropa sejak tahun 1999, yang kala itu keluar sebagi juara adalah Camilla Martin (Denmark).

Selain Kejutan yang terjadi di sektor tunggal putri, hal menarik lainnya di kejuaraan dunia tahun ini adalah, kembali gagalnya Lee Chong Wei, pemain senior asal Malaysia untuk meraih gelar pertamanya bagi negaranya di kejuaraan dunia (WBC) tahun ini, Lee kembali gagal, setelah dikalahkan Chen Long (Tiongkok) dalam pertandingan 2 game langsung 19-21, 19-21. Ini menjadi final ke 3 Lee di ajang WBC dan kembali gagal, setelah di 2 final sebelumnya (2011, 2013) juga gagal oleh pemain asal Tiongkok, Lin Dan. Sebelumnya di Olimiade 2008 dan 2012, Lee juga gagal juara dan kalah oleh Lin Dan.

Tommy Sugiarto, Viktor Axelsen (Semifinalis), Chen Long (Juara), Lee Chong Wei (Runner-up)
Sementara itu prestasi terbaik pemain Indonesia da ajang kejuaraan dunia tahun ini (2014) diraih oleh Tommy Sugiarto yang meraih medali perunggu atau semifinalis, dimana di babak semifinal, Tommy dikalahkan oleh Chen Long. Di kejuaraan dunia tahun ini, dua pasangan andalan Indonesia yang juga juara bertahan tahun lalu, yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (XD) dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (MD) tidak ikut serta dikarenakan kondisi cedera yang sebelumnya dialami oleh Tontowi dan Ahsan.

Berikut ini hasil lengkap final WBC 2014 :

  • (Ganda Putri/WD) Tian Qing/Zhao Yunlei [5][Tiongkok] vs Wang Xiaoli/Yu Yang [4][Tiongkok] 21-19, 21-15 (0:54)
  • (Ganda Putra/MD) Ko Sung Hyun/Shin Baek Choel [12][Korea] vs Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong [2][Korea] 22-20, 21-23, 21-18 (1:20)
  • (Tunggal Putri/WS) Carolina Marin [9][Spanyol] vs Li Xuerui [1][Tiongkok] 17-21, 21-17, 21-18 (1:19)
  • (Tunggal Putra/MS) Chen Long [2][Tiongkok] vs Lee Chong Wei [1][Malaysia] 21-19, 21-19 (1:08)
  • (Ganda Campuran/XD) Zhang Nan/Zhao Yunlei [1][Tiongkok] vs Xu Chen/Ma Jin [2][Tiongkok] 21-12, 21-23, 21-13 (1:12)

Semoga setelah kejuaraan dunia ini, prestasi pemain-pemain Indonesia bisa naik kembali dan terus konsisten, demi mengharumkan nama Bangsa..!!!

Pic : BWF, Badminton Photo, Badmintonlink

Terima kasih telah mengunjungi dan membaca informasi : Sejarah kembali terukir di Bulutangkis!

Ricky-Site

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar yang Baik dan Bijaksana

Facebook Follow me on Twitter! Follow me on Google+! Subscribe on Youtube! Subscribe to RSS Feed