Tahun 2014 TNI AL menerima 3 kapal perang Bung Tomo Class (KRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, KRI Usman-Harun 359) yang di beli dari Inggris. Ketiga kapal ini akan memperkuat satuan kapal Eskorta atau kapal pemukul bersama dengan kapal-kapal lain seperti KRI Kelas Van Speijk, KRI Kelas Sigma dan lainnya.
Agak menarik jika kita melihat kapal perang Bung Tomo Class ini, karena kapal ini menjadi satu-satunya jenis kapal perang buatan Inggris yang digunakan oleh TNI AL (saat ini). Jika tidak salah, kapal perang terakhir TNI AL buatan Inggris adalah kapal Fregat kelas Martha Khristina Tiyahahu yang terdiri dari KRI Martha Kristina Tiyahahu 331, KRI Wilhelmus Zakaria Johannes 332, KRI Hasanuddin 333, yang dibeli dari Inggris pada tahun 1984 yang kini telah pensiun. Selain itu, kapal-kapal perang TNI AL yang pernah digunakan adalah kapal produksi Belanda, Uni Sovyet, Amerika, Jerman dan pernah juga menggunakan kapal buatan Italia.
Ketiga kapal perang Bung Tomo class ini sejatinya bukanlah kapal perang baru yang khusus dipesan oleh Indonesia, namun juga bukan kapal bekas. Awalnya ketiga kapal ini dipesan dan dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, pemerintah Brunei memutus perjanjian dengan alasan kekurangan personel, mereka kemudian menghubungi perusahaan German Lürssen untuk mencari pembeli baru. Kapal ini pun menjadi kapal “pengangguran” yang hanya didiamkan begitu saja. Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan akhirnya ketiga kapal inipun resmi menjadi milik Indonesia. Menurut kabar, kapal ini dibeli oleh Indonesia dengan harga hanya 20% dari harga sebelumnya yang dikeluarkan oleh Brunei.
Sebelum tiba di Indonesia, ketiga kapal ini melakukan serangkaian upgrade yang dilakukan di Inggris, setelah proses upgrade selesai barulah kapal ini berangkat menuju Indonesia, kapal pertama yang tiba adalah KRI Bung Tomo 357.
Ketiga kapal perang Bung Tomo class ini tentunya menambah kekuatan armada TNI AL, ketiga kapal ini memiliki kecanggihan serta keungulan tersendiri yang bisa menjadi efek gentar bagi lawan. Dan secara khusus, ini menjadi alutsista baru di lingkungan TNI AL, dimana TNI AL kembali menggunakan alutsista atau kapal perang buatan Inggris, yang mana selama sekitar 20 tahun lebih, TNI AL lebih sering menggunakan kapal produsksi Belanda yang saat ini pun menjadi flagship (kapal andalan atau kapal pemukul terbaik/kapal utama yang punya spesifikasi persenjataan paling mumpuni di suatu armada) TNI AL, yakni kapal perang Sigma class.
Dengan hadirnya KRI Bung Tomo class ini juga menjadi flagship TNI AL yang baru. Perpaduan antara kapal perang Bung Tomo class dengan Sigma class dan kapal lainnya diharapkan bisa lebih maksimal dalam mengawal wilayah laut NKRI serta menjadi efek gentar bagi siapapun yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI.Terima kasih telah mengunjungi dan membaca informasi : KRI Bung Tomo : "The New England"
Agak menarik jika kita melihat kapal perang Bung Tomo Class ini, karena kapal ini menjadi satu-satunya jenis kapal perang buatan Inggris yang digunakan oleh TNI AL (saat ini). Jika tidak salah, kapal perang terakhir TNI AL buatan Inggris adalah kapal Fregat kelas Martha Khristina Tiyahahu yang terdiri dari KRI Martha Kristina Tiyahahu 331, KRI Wilhelmus Zakaria Johannes 332, KRI Hasanuddin 333, yang dibeli dari Inggris pada tahun 1984 yang kini telah pensiun. Selain itu, kapal-kapal perang TNI AL yang pernah digunakan adalah kapal produksi Belanda, Uni Sovyet, Amerika, Jerman dan pernah juga menggunakan kapal buatan Italia.
Ketiga kapal perang Bung Tomo class ini sejatinya bukanlah kapal perang baru yang khusus dipesan oleh Indonesia, namun juga bukan kapal bekas. Awalnya ketiga kapal ini dipesan dan dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, pemerintah Brunei memutus perjanjian dengan alasan kekurangan personel, mereka kemudian menghubungi perusahaan German Lürssen untuk mencari pembeli baru. Kapal ini pun menjadi kapal “pengangguran” yang hanya didiamkan begitu saja. Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan akhirnya ketiga kapal inipun resmi menjadi milik Indonesia. Menurut kabar, kapal ini dibeli oleh Indonesia dengan harga hanya 20% dari harga sebelumnya yang dikeluarkan oleh Brunei.
Sebelum tiba di Indonesia, ketiga kapal ini melakukan serangkaian upgrade yang dilakukan di Inggris, setelah proses upgrade selesai barulah kapal ini berangkat menuju Indonesia, kapal pertama yang tiba adalah KRI Bung Tomo 357.
Ketiga kapal perang Bung Tomo class ini tentunya menambah kekuatan armada TNI AL, ketiga kapal ini memiliki kecanggihan serta keungulan tersendiri yang bisa menjadi efek gentar bagi lawan. Dan secara khusus, ini menjadi alutsista baru di lingkungan TNI AL, dimana TNI AL kembali menggunakan alutsista atau kapal perang buatan Inggris, yang mana selama sekitar 20 tahun lebih, TNI AL lebih sering menggunakan kapal produsksi Belanda yang saat ini pun menjadi flagship (kapal andalan atau kapal pemukul terbaik/kapal utama yang punya spesifikasi persenjataan paling mumpuni di suatu armada) TNI AL, yakni kapal perang Sigma class.
Dengan hadirnya KRI Bung Tomo class ini juga menjadi flagship TNI AL yang baru. Perpaduan antara kapal perang Bung Tomo class dengan Sigma class dan kapal lainnya diharapkan bisa lebih maksimal dalam mengawal wilayah laut NKRI serta menjadi efek gentar bagi siapapun yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI.
terimakasih gan infonya sangat bermanfaat sekali, blogwalking ya gan, blog agan banyak ilmunya
BalasHapus