Kapal selam Changbogo Class (Nagapasa Class) yang berdinas di Korps Hiu Kencana TNI AL di awal 2017, telah berdampak pada sistem pertahanan dasar laut. Jika pada kapal selam sebelumnya, yaitu Jenis 209 (Cakra Class) yang hanya mampu meluncurkan torpedo SUT (surface and underwater torpedo) kaliber 533 mm, lain halnya dengan Changbogo Class yang mampu meluncurkan rudal anti kapal dan juga mampu memasang ranjau laut.
Kapal selam bermesin diesel listrik yang memiliki bobot hingga 1.442 ton (pada permukaan), Changbogo Class tidak mengusung sistem VLS (vertical launch system) untuk menembakkan rudal balistik. Pada kapal selam Changbogo Class, 3 fungsi yang terdiri dari peluncur torpedo, peluncur rudal anti kapal hingga peluncur ranjau, ditembakkan melalui peluncur yang sama. Kapal selam Changbogo Class mampu membawa hingga 28 unit ranjau laut.
Pada umumnya kapal selam yang menembakkan torpedo serta rudal anti kapal mungkin sangat mainstream. Berbeda jika kapal selam memiliki kemampuan menghantar ranjau laut (minelayer). Dalam kacah peperangan, ranjau laut didesain berbentuk bulat yang biasanya dipasanga oleh kapal perusak (destroyer) serta bekerja secara pasif. Tapi ranjau laut yang dimiliki oleh kapal selam memiliki wujud serta cara kerja yang agak beda. Perangkat ranjau laut yang dilepaskan dari kapal selam disebut juga SLMM (Submarine Launched mobile Mine).
Karena ditembakkan menggunakan tabung torpedo, SLMM punya berbentuk seperti torpedo. Dari aspek kaliber serta desainnya juga hampir mirip torpedo pada umunya. Mengenai cara kerja, ranjau SLMM ditembakkan dari kapal selam menggunakan tabung peluncur, SLMM bisa diarahkan pada area atau sasaran tertentu, seperti pada teluk, dermaga atau selat. Jika SLMM telah pada area sasaran, lalu SLMM akan berdiam diri di dasar laut.
Lalu SLMM yang memiliki sensor magnetic, sensor seismik, tenaga penggerak (propeller) serta hulu ledak, nantinya mendeteksi otomatis segala pergerakan sasaran yang lewat di atasnya. Ranjau ini bisa digunakan untuk menghancurkan kapal selam atau bahkan kapal permukaan. Jika target melintas tepat diatasnya, maka dia akan terkunci oleh sistem TDD (target detection device), lalu SLMM akan aktif dan bersiap menghancurkan target langsung tanpa dideteksi kehadirannya oleh lawan. Sudah sangat jelas bahwa SLMM merupakan alutsista dasar laut yang sangat mengerikan.
SLMM ada yang berkaliber 533 mm, contohnya BAE Stonefish, Sea Urchin, MR-80 serta TSM 3500. Kebanyakan ranjau laut berdesain torpedo ini dapat berdiam diri pada kedalaman maksimal 183 – 200 meter. SLMM juga bisa ditanam pada perairan dangkal, contohnya Stonefish bisa dipasang pada kedalaman 5 meter. BAE Stonefish buatan Inggris dan hingga kini selalu digunakan oleh AL Inggris dan AL Australia. Pada militer Australia, Stonefish dibawa oleh kapal selam Collins Class. Sedangkan armada kapal selam AL Amerika lebih sering menggunakan SLMM MK67 berkaliber 485 mm.
hobbymiliter
indomiliter