Nama kapal ini sendiri diambil dari nama sebuah teluk di Papua. Kapal jenis Landing Shift Tank (LST) 3 ini memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya 16 knot. main engine-nya 2×3285 KW dengan dua mesin yang jadi mesin utamanya dan bobot berat mati 2300 ton.
KRI Teluk Bintuni ini terdiri dari 7 lantai yang letaknya secara berurutan dimulai dari bawah yakni deck A merupakan ruang untuk tangki dan ruang pasukan. Paling bawah adalah bottom deck yang menjadi ruang khusus mesin kapal dan deck B untuk pasukan. Lalu, deck C untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck D juga untuk kru kapal dan deck E untuk komandan dan para perwira. Kemudian, deck F untuk ruang komando. Terakhir, deck G alias top deck atau kompas deck digunakan untuk meletakkan dua radar utama.
KRI Teluk Bintuni sanggup memuat 10 unit tank khusus jenis Leopard dengan berat masing-masing 62,5 ton full loaded. Juga memuat satu unit panzer ZAVBL yang beratnya 55 ton. Ada satu unit transporternya juga (transporter adalah alat untuk mengangkut peralatan pendukung Angkatan Laut) dengan berat 15,5 ton.
Kapal perang jenis LST ini juga memiliki helipad yang bisa memuat dua heli langsung karena ada disediakan lahan parkir untuk helipad didalam kapal.
Sedangkan untuk persenjataannya, kapal jenis Landing Shift Tank ini dilengkapi tiga jenis meriam yakni satu unit meriam ukuran 40 mm, dua unit meriam ukuran 20 mm dan dua unit meriam ukuran 12,7 mm.
Dengan kemampuan mengangkut sistem persenjataan yang begitu banyak, kapal ini juga sanggup memuat 113 orang kru kapal alias Anak Buah Kapal, enam orang kru helikopter, dan pasukan sebanyak 361 orang. Terang Edy Wiyono (50), yang merupakan General Manager Production PT DRU Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang Baik dan Bijaksana