Rudal ini rencanannya akan digunakan oleh TNI AL untuk dipasang di kapal perang trimaran KCR (Kapal Cepat Rudal) Klewang Class, yang pada bulan Agustus (2014) lalu TNI AL telah resmi memesan 4 unit KCR Klewang Class dari PT. Lundin Industry Invest (North Sea Boats)
Nantinya KCR Klewang Class akan dibekali 4 unit peluncur rudal RBS-15 MK3 pada tiap kapal. Rudal RBS-15 diluncurkan dengan pola menyamping.
RBS-15 adalah rudal multi platform, artinya dapat diluncurkan dari kendaraan di darat (truk), aneka jenis kapal perang, serta pesawat tempur. Meski varian perdananya lebih muda dari MM38 Exocet, namun RBS-15 MK1 sudah mulai digunakan AL Swedia pada tahun 1984. Dan yang akan diadopsi TNI AL adalah varian terbaru dan paling canggih, RBS-15 MK3. Dari spesifikasi, RBS-15 MK3 masuk kelas rudal jelajah yang pola operasinya fire and forget.
Untuk varian yang diluncurkan dari kapal perang, RBS-15 MK3 bisa dipasang mulai dari kelas frigat, korvet, sampai level kapal cepat. Salah satu kemudahan yang ditawarkan adalah kemudahan dalam integrasi ke CMS (Combat Management System) dan dapat dioperasikan secara stand alone, atau bisa juga secara full integrated architecture.
Sebagai rudal anti kapal berkemampuan jelajah, RBS-15 MK3 bisa bekerja dengan pola beyond the horizon operation, pasalnya jangkauan rudal ini bisa tembus diatas 200 Km. Untuk melibas sasaran di balik cakralawa, RBS-15 MK3 dapat bermanuver diantara beberapa pulau, hal ini berkat sokongan teknologi navigasi 3D multiple waypoint. Dengan multiple waypoint, menjadikan arah dan alur gerakan rudal lebih sulit terdeteksi oleh lawan.
Meski berasal dari lingkungan produksi yang berhawa dingin di Swedia, tapi Saab merancang rudal ini untuk dapat beroperasi optimal dalam cuaca panas dengan suhu gurun di kisaran 40 derajat Celcius. Rudal ini pun dapat meluncur dalam cuaca dingin dan berkabut dengan suhu -22 derajat Celcius.
Untuk meluncur ke sasaran, RBS-15 mengandalkan seeker berupa high resolution active radar Ku band dan radar altimeter, sementara untuk setup navigasi menggunakan kombinasi GPS (Global Positioning System) dan INS (Inertial Navigation System). Untuk memburu sasaran, RBS-15 MK3 mengusung kecepatan subsonic 0,9 Mach (1.126 km per jam). Untuk urusan bobot, RBS-15 MK3 terbilang bongsor dengan panjang 4,35 meter, dan berat rudal saat mengudara yakni 630 Kg, sementara berat jika dihitung dengan booster mencapai 800 Kg.
Dapur pacu rudal ini ditenagai mesin TR60-5 variable thrust turbo jet buatan Microturbo (Turbomeca). Karena menggunakan mesin jet, maka sudah keharusan bila rudal ini dilengkapi fuselage dengan diameter lubang 0,5 meter. Dalam skema operasi, saat pertama lepas dari peluncur, rudal akan dibantu oleh dua booster motor. Saat keluar dari tabung peluncur, sirip rudal dalam keadaan terlipat, sesaat setelah mengudara sirip akan mengembang dengan lebar 1,4 meter.
RBS-15 diluncurkan dari kapal perang |
RBS-15 dapat digotong oleh jet Gripen |
RBS-15 diluncurkan dari truk |
RBS-15 MK3 dapat dilengkapi dengan hulu ledak heavy HE blast-fragmentation yang sangat efisien dalam menembus lambung dari setiap kapal modern. Namun, meski dibekali beragam sensor dan kemampuan jelajah yang cukup meyakinkan, sayang kecepatan rudal ini belum masuk level supersonic.
Spesifikasi RBS-15 MK3
- Length : 4,35 meter
- Fuselage diameter : 0,50 meter
- Wingspan : 1,4 meter
- Weight (in flight) 630 kg
- Weight (w. boosters) 800 kg
- Seeker : Active radar
- Speed : 0,9 Mach (subsonic)
- Range : >200 km
- Trajectory : Multiple 3D waypoints
Referensi/Sumber : Indomiliter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang Baik dan Bijaksana