Dalam buku 'Satgas Merah Putih: Memburu Perompak Somalia' yang diterbitkan Markas Komando Korps Marinir, terungkap bahwa sebenarnya Tim Satgas Merah Putih sudah siap menyerbu para perompak dan melakukan penyelamatan.
"Kalkulasi perkiraan korban kurang lebih 17 orang, yaitu 12 orang dari personel pasukan khusus yang melaksanakan ship boarding atau serbuan ke kapal dan kurang lebih 5 orang ABK MV Sinar Kudus atau sandera," demikian penjelasan di buku yang ditulis Emir Saufat.
Satgas dikomandani Dankormar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin serta pasukan Marinir Denjaka, Pasukan Katak, Tontaipur Kostrad, dan Kopassus sudah siap tempur. Tapi entah mengapa penyergapan yang sejatinya dilakukan pada 15 April tak jadi dilakukan. Alasan utamanya negosiasi masih dilakukan.
Hingga akhirnya, pada 30 April 2011 sesuai kesepakatan dengan para pembajak ditentukan sebagai hari penyerahan uang. Dengan menggunakann pesawat Antonov, parasut uang dijatuhkan ke perairan di sekitar MV Sinar Kudus yang labuh jangkar di perairan Cheel Dhahanan, Laut Arab.
Penyerahan ini diperantarai konsultan Paradin yaitu Joni Yang dan Nick Nash. Konsultan ini yang menjadi jembatan PT Samudera Indonesia dan para pembajak. Seorang perwira dari BIN Kolonel PSK Andrian Watimena berada dalam pesawat itu.
"Setelah dipastikan semua ABK aman, uang dijatuhkan. Para pembajak meminta waktu 5 jam untuk meninggalkan kapal sambil menghitung uang yang diambil dengan kapal kecil mereka," tulis buku itu.
Total ada 35 pembajak di kapal MV Kudus. 16 Menjaga di anjungan kapal dan 17 menghitung uang di geladak. Tapi kesepakatan tinggal kesepakatan, para pembajak ini rupanya seolah ingin memberikan kapal ke kelompok pembajak lain di perairan Eyl Somalia.
Satu persatu dengan perahu kecil, mereka meninggalkan MV Kudus. Tapi ya itu tadi, ada pembajak lain yang datang. MV Sinar Kudus pun meminta bantuan dan sinyal darurat, may day may day. Namun dua KRI Yos-353 dan KRI AHP-355 tak mendengar sinyal itu.
Sinyal darurat itu terpantau USS Brain Bridge DDG 96 yang kemudian memberitahu sinyal darurat itu.
"May day may day. Pak tolong pak, ada beberapa perahu cepat mau membajak lagi," tulis di buku itu menirukan ucapan para ABK.
Dansatgasus Merah Putih Mayjen TNI Alfan segera memberi perintah dari KRI Banjarmasin yang masih berjarak cukup jauh dari MV Sinar Kudus. Dua kapal yang lebih dekat itu diminta mengerahkan sea rider dan heli untuk menghalau pembajak yang mendekat.
Lewat kontak radio, Mayjen TNI (Mar) Alfan juga meminta agar para ABK membawa pentungan besi atau apapun menghalau para perompak apabila naik ke atas kapal.
Beruntung tak lama heli dan sea rider Denjaka datang. Para perompak diberi tembakan peringatan. Sempat terjadi tembak menembak. Dengan sea rider TNI juga mengejar para perompak yang kabur.
Sejumlah kapal kecil milik para pembajak bisa ditenggelamkan dan para perompak tenggelam di laut. Para perompak yang lain berhasil dipukul mundur dan kembali ke pantai.
Kapal MV Sinar Kudus pun kembali dikuasai. 1 Mei 2011 Kolonel Marinir Suhartono pimpinan tim penyerbuan melakukan koordinasi dan pengecekan kelengkapan personel. 4 Perompak dilumpuhkan dan satu skiff yang mengancam MV Sinar Kudus berhasil diamankan.
Sebelumnya : Kisah Kehebatan TNI Memburu Bajak Laut Somalia [2] & Kisah Kehebatan TNI Memburu Bajak Laut Somalia [1]
tapi duitnya gimana brooo>>>>
BalasHapusya dikasih... indonesia
BalasHapus